Waktu mau bikin pengantar di buku kawan saya, M. Iwan Januar di tahun
2003 silam (judulnya Surga Juga Buat Remaja), saya membaca semua isi
artikelnya untuk keperluan memberi sentuhan rasa dan informasi di
pengantar yang akan saya buat. Waktu itu ada satu artikel yang
menggelitik, judulnya: Pacarmu Bukan Istrimu. Sekarang setelah lebih
dari 8 tahun, saya kepikiran untuk menulis dengan judul sedikit berbeda,
tetapi esensinya mestilah sama. Kan cuma perbedan kata dari “istri”
menjadi “suami”. Oya, kalo ditelusuri di google dengan keyword “Pacarmu
Bukan Suamimu” ada lebih dari 24 ribu entri artikel di jagat maya yang
mengandung kalimat dan judul tersebut. Jadi udah banyak banget. Tetapi,
saya tetap ingin menulis dengan judul seperti ini selain karena unik,
juga karena momennya sangat pas untuk saat ini. Namun jangan khawatir,
cara penyampaiannya insya Allah berbeda meski solusinya tak jauh
berbeda.
Bro en Sis, kebetulan saya sering ikut bantu distribusi gaulislam
edisi cetak ke sekolah-sekolah. Saya bisa melihat dari dekat, menyelami
perasaan para guru tentang anak muridnya. Tak sedikit guru yang sharing
atau curhat mengenai kondisi murid-murid di sekolahnya. Khususnya yang
gaul bebas dengan lawan jenis. Saya juga menyadari bahwa memang tak
mudah mengubah kondisi yang sudah kadung ancur lebur ini. Batasan
pergaulan antara laki dan perempuan yang terbilang sudah nggak ada jarak
aman lagi. Gimana nggak, banyak anak cewek yang nggak cuma gandengan
tangan dengan cowoknya, tapi udah masuk level sangat mesra: menggelayut
(idih, emangnya lutung pake gelayutan segala!). Hehehe.. maksud saya:
tuh anak cewek sangat erat menggandeng tangan cowoknya, sampe kepalanya
udah nyender-nyender ke lengan sang cowok. Kebetulan cowoknya tinggi
menjulang bak menara Petronas, sementara ceweknya berukuran mini. Jadi,
bener kan setengah gelayutan? Ckckck… sadar Non, tuh cowok kan bukan
suamimu! (yang lebih parah saya pernah melihat kelakuan yang model gini
nih siswa-siswi dari sekolah berlabel agama. Waduh!)
Bro en Sis, kondisi pergaulan cowok-cewek di kalangan remaja emang
udah banyak yang kebablasan. Ya, meskipun ada yang bilang masa’ cuma
pegangan tangan aja kok dipermasalahkan, tapi bagi saya itu sudah
pelanggaran berat. Itu sudah mendekati zina, Bro en Sis. Bener! Nah,
mendekati zina saja nggak boleh apalagi melakukan zina. Benar banget
firman Allah Swt. dalam al-Quran (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS al-Israa [17]: 32)
Dosanya gimana tuh? Waduh, besar euy! Imam Ahmad berkata: “Aku tidak
mengetahui sebuah dosa—setelah dosa membunuh jiwa—yang lebih besar dari
dosa zina.”
Allah Swt berfirman (yang artinya): “Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan
tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab
untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam
keadaan terhina kecuali orang-orang yang bertaubat …” (QS al-Furqaan [25]: 68-70)
Dalam ayat ini, menurut Iman Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Allah
menggandengkan zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan vonis
hukumannya adalah kekal dalam adzab berat yang berlipat ganda, selama
pelakunya tidak menetralisir hal tersebut dengan cara bertaubat, beriman
dan beramal shalih.
Duh ngeri banget. So, jangan sampe deh kamu terlibat
perzinaan. Termasuk yang perlu diwaspadai adalah menahan hawa nafsu agar
nggak coba-coba bin nekad mendekati zina. Sebabnya, jarang ada orang
yang langsung zina ketika bertemu dengan lawan jenisnya. Paling nggak
ada proses awalnya. Pacaran misalnya. Nah, pacaran adalah pintu gerbang
menuju perzinaan tuh. Saya yakin banget kalo yang jalan bareng
cowok-cewek pulang sekolah sambil bergandengan tangan (apalagi yang
jalannnya mesra banget sampe yang cowok memeluk pinggang yang ceweknya)
pasti lagi pacaran. Ayo ngaku! Sadar ya, pacarmu bukan suamimu. Nggak
berhak untuk mesra-mesraan meski tuh cowok menarik perhatianmu. Bagi
yang cowok juga jangan keenakan, pacarmu bukan istrimu. Belum sah. Naik
sepeda motor tanpa SIM aja ditilang, apalagi motor yang kamu bawa nggak
ada STNK dan BPKB-nya, bisa-bisa tuh motor disita ama pak polisi. Itu
artinya, cewek yang kamu peluk pinggangnya itu, yang kamu bonceng di
sepeda motormu, yang kamu ajak ngobrol sambil ketawa-ketiwi semalaman
via telepon adalah bukan istrimu. Haram untuk melakukan kegiatan yang
hanya boleh dilakukan oleh suami-istri. Dan tentu saja perbuatannya
melanggar aturan Allah Swt. dan RasulNya. Ati-ati ya Bro en Sis!
Jaga pandanganmu!
Menurut Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, karena ujung pangkal dari
perbuatan zina yang keji ini dari pandangan mata, maka Allah lebih
mendahulukan perintah untuk memalingkan pandangan mata sebelum perintah
untuk menjaga kemaluan. Banyak musibah besar yang asal muasalnya adalah
dari pandangan. Ibarat kobaran api yang besar asalnya adalah percikan
api yang kecil. Itu sebabnya, mulanya hanya pandangan, kemudian
khayalan, selanjutnya langkah nyata, berikutnya terjadilah musibah yang
merupakan kesalahan besar (zina).
Imam Ibnu Qayyim menyampaikan juga bahwa barangsiapa yang bisa
menjaga empat hal maka berarti dia telah menyelamatkan agamanya. Empat
hal tersebut adalah: Al-Lahazhat (pandangan pertama), Al-Khatharat (pikiran yang melintas di benak), Al-Lafazhat (lidah dan ucapan), Al-Khathawat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan).
Rasulullah saw. bersabda: “Pandangan mata itu (laksana) anak
panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan
pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan
kelezatan di dalam hatinya hingga hari ia bertemu denganNya” (HR Ahmad)
Pada masa masa Rasulullah saw. ada seorang pria sedang berjalan-jalan
ketika kemudian ia melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya.
Wanita itu pun memandangnya. Setan kemudian membisikkan godaan pada
keduanya hingga keduanya terus bertatapan sampai-sampai pria itu tidak
menyadari bahwa ada dinding di hadapannya. Akhirnya ia menabraknya dan
hidungnya terluka. Ia berkata, “Demi Allah aku tidak akan menghapus
darah sampai aku mendatangi Rasulullah saw. dan memberitahukan pada
beliau tentang kejadian ini.” Ketika ia berjumpa dengan Rasulullah saw.
dan menceritakan peristiwa tersebut Allah Swt. pun menurunkan ayat 30-31
dari surat an-Nuur: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan
kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,” (QS an Nuur [24]:30-31)
Sejak saat itu kaum muslimin diperintahkan untuk saling menjaga pandangan yang dapat memunculkan syahwat mereka.
Ketika Rasulullah saw. tengah membonceng Al Fadhl bin Abbas ra. pada
saat pelaksanaan qurban dari Muzdalifah hingga ke Mina, mereka
berpapasan dengan serombongan wanita yang mengendarai unta. Al Fadhl
melihat mereka dan terus menatapnya lekat-lekat. Rasulullah saw. yang
mengetahui hal itu lalu membalikkan kepalanya ke arah yang lain.
Sementara itu kepada Ali bin Abi Thalib ra. beliau juga bersabda: “Wahai
Ali, janganlah engkau ikuti pandangan dengan pandangan lagi, karena
yang pertama menjadi bagianmu dan yang berikutnya bukan lagi untukmu
(menjadi dosa)” (HR Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud)
Nah, kalo temen-temen cowok seringnya kan matanya jelalatan kayak mau
maling jemuran pas ngeliat cewek. Apalagi ceweknya bening mengkilap
(piring kalee!). Kadang anak cowok kalo udah gabung dengan gerombolannya
bakalan tambah liar. Misalnya, menilai cewek yang berlalu di hadapan
mereka dipersonifikasikan dengan mobil. Begitu ada cewek dengan body
aduhai dan wajahnya cantik langsung deh tuh gerombolan cowok komentar
sambil nelen ludah; “BMW nih!” atau “Toyota yang ini mah!” dan
sebagainya, termasuk kalo ada cewek yang bodinya dengan ukuran berat di
luar normal dikata-katain, “yah kalo yang ini sih mesin giling!” Waduh,
udah mah nggak jaga pandangan mata, menghina orang pula. Astaghfirullah.
Sadar diri
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, sadar diri yuk. Gimana pun juga,
orang yang ngelakuin kejahatan atau kemaksiatan jelas dia nggak sadar.
Ya, nggak sadar bahwa aksinya diperhatikan oleh Allah Swt. Nggak nyadar
bahwa apa yang dilakukannya akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah
Swt. Nggak sadar kalo apa yang dilakukannya bisa berdampak buruk bukan
hanya kepada dirinya, tetapi juga kepada orang-orang di sekitarnya.
Kasihan banget kan mereka menanggung malu atau kebawa-bawa jelek
gara-gara maksiat yang kita lakukan? Misalnya kamu berzina, yang
dirugikan banyak lho. Mulai dari keluargamu, teman-temanmu, pihak
sekolah, guru-gurumu, termasuk keluarga pasangan zinamu, juga
teman-temannya, pihak sekolahnya dan lain sebagainya. Pikirkan sebelum
bertindak.
Yuk, benahi cara pandang kamu tentang pergaulan dengan lawan jenismu.
Kalo nggak sanggup nikah, jangan nekat berzina. Kalo masih sekolah, ya
fokusnya belajar, jangan pacaran. Bisa ya? Harus! Insya Allah bisa.
http://www.gaulislam.com/pacarmu-bukan-suamimu
Posted by : Unknown
Sabtu, 08 September 2012
Gaulislam edisi 207/tahun ke-4 (12 Dzulqaidah 1432 H/ 10 Oktober 2011)